Monkeypox (mpox): Meningkatkan Kesadaran untuk Mencegah Penyebaran

2024-09-02 16:14:26

Monkeypox (mpox) adalah penyakit virus zoonosis yang ditandai oleh gejala yang mirip dengan cacar, meskipun biasanya lebih ringan. Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada manusia pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo dan sejak saat itu, kasus telah dilaporkan di beberapa negara Afrika Tengah dan Barat. Dalam beberapa tahun terakhir, kasus mpox juga dilaporkan di berbagai negara di luar Afrika, menimbulkan kekhawatiran tentang potensi penyebaran global.

Penyebab dan Penularan

Mpox disebabkan oleh virus mpox, anggota dari genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Virus ini dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit dari hewan yang terinfeksi. Beberapa hewan yang diketahui dapat membawa virus ini termasuk primata non-manusia, tikus, dan hewan pengerat lainnya.

Penularan dari manusia ke manusia juga dapat terjadi, meskipun jarang, melalui kontak langsung dengan lesi kulit, cairan tubuh, atau tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi. Penularan juga dapat terjadi melalui bahan yang terkontaminasi, seperti tempat tidur atau pakaian yang digunakan oleh pasien.

Gejala dan Diagnosis

Gejala mpox biasanya muncul dalam 6 hingga 13 hari setelah terpapar, tetapi bisa berkisar antara 5 hingga 21 hari. Gejala awal meliputi demam, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit punggung, nyeri otot, dan kelelahan. Setelah demam muncul, pasien biasanya mengalami ruam yang mulai dari wajah dan kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Ruam ini berkembang menjadi lepuhan berisi cairan yang kemudian mengeras menjadi kerak sebelum akhirnya mengelupas. Proses ini berlangsung selama dua hingga empat minggu. Dalam beberapa kasus, mpox dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk infeksi paru-paru, ensefalitis, dan infeksi sekunder.

Diagnosis mpox dapat dikonfirmasi melalui pengujian laboratorium, seperti PCR, untuk mendeteksi DNA virus dari sampel lesi kulit atau cairan tubuh.

Pencegahan dan Pengobatan

Pencegahan penularan mpox dapat dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan hewan yang mungkin terinfeksi, terutama di daerah endemik. Penggunaan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan masker juga penting bagi mereka yang merawat pasien atau hewan yang terinfeksi. Selain itu, isolasi pasien dan desinfeksi bahan yang terkontaminasi juga merupakan langkah penting dalam mencegah penyebaran virus.

Saat ini, tidak ada pengobatan spesifik untuk mpox. Pengelolaan kasus difokuskan pada perawatan suportif untuk mengurangi gejala dan mencegah komplikasi. Namun, vaksin cacar yang ada telah terbukti memiliki efek perlindungan terhadap mpox karena hubungan erat antara virus cacar dan mpox. WHO merekomendasikan vaksinasi bagi mereka yang berisiko tinggi terpapar virus, seperti petugas kesehatan dan kontak dekat pasien.

Tantangan dan Langkah Ke Depan

Meskipun mpox bukan penyakit baru, kemunculan kasus di luar Afrika menunjukkan adanya tantangan baru dalam pencegahan dan pengendalian penyakit ini. Penyebaran global mpox menggarisbawahi perlunya kerja sama internasional dalam pemantauan, diagnosa, dan respons terhadap penyakit zoonosis.

Peningkatan kesadaran masyarakat tentang mpox, bersama dengan penguatan sistem kesehatan di negara-negara yang terkena dampak, adalah langkah penting untuk mengurangi risiko penyebaran lebih lanjut. Pemerintah dan organisasi kesehatan harus bekerja sama dalam memastikan ketersediaan sumber daya yang memadai untuk mendiagnosa, mengobati, dan mencegah mpox serta penyakit zoonosis lainnya di masa depan.

Sumber: